Membangun Diri yang Saling Berbagi (2)

Manajemen Anggota di TONTI SMAN 2 Padang

Ketika menginjakan kaki di bangku SMA, Saya mengenal aktiftitas management anggota yang seharusnya. Saat itu Saya pernah menjabat ketua umum sebuah organisasi ekstrakurikuler, Tonti. Organisasi mengenalkan Saya dengan orang-orang dengan pola pikir dan sifat yang beragam. Pernah suatu waktu Saya merasa dizolimi oleh seorang  teman baik. Teman yang Saya bantu disaat menjadi ketua pelaksana suatu kegiatan. Entah kenapa, disaat Saya menjabat sebagai ketua, teman tersebut tidak melakukan hal yang sama. Hingga akhir jabatan pun dia tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang kami selenggarakan, kecuali upacara bendera. Memang sifat yang sangat beragam, dan kesabaran adalah hal yang paling utama.

Saat itu, Saya menganggap bahwa Saya telah gagal dalam memanajemeni anggota. Total 24 orang seangkatan, yang paling aktif hanya sekitar 5-7 orang. Selebihnya lebih sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Hal yang sangat berbeda ketika Saya aktif di organisasi pramuka MTsN Model Padang. Hal itu tidak menjadi masalah yang berarti, selama teman-teman yang loyal dan aktif selalu memberikan dukungan kepada Saya. Teman-teman tersebut selalu memberikan sumbangsih dan pikirannya untuk kemajuan organisasi pada saat itu. Kami selalu berbagi untuk merencanakan sesuatu dan berdiskusi ketika mengalami masalah. Bekerja sebagai sebuah tim utuh dalam menjalankan organisasi. Saat itu Saya berasumsi bahwa jumlah anggota bukanlah segalanya, boleh sedikit asalkan loyal dan selalu mengalokasikan waktu untuk organisasi yang diikutinya.

Perkuliahan dan Organisasi Kemahasiswaan

Setelah manamatkan SMA, Saya berkuliah di Universitas Negeri Padang. Selama 4 tahun berkuliah, Saya pernah bergabung dengan beberapa organisasi dan membentuk sebuah kelompok kecil yang intens membahas bidang ilmu tertentu. Saat itu Saya paham kalau organisasi kemahasiswaan bukanlah organisasi yang hanya mengurusi kegiatan adminsitratif kemahasiswaan. Seperti merencanakan kegiatan pengabdian masyarakat dan persiapan acara wisuda. Bukan itu saja. Organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam berbagai bidang mulai dari administratif, pengawasan kebijakan,  dan mewadahi kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan keilmuan anggotanya. Bahkan terkadang harus peduli dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi anggotanya, suatu bentuk social empathy yang mulia. Melalui organisasi inilah prinsip-prinsip saling berbagi kembali membuat Saya terkesima. Saat itu Saya merasa wajib menerapkannya bagi diri Saya sendiri. Berbagi bukan hanya dalam hal materi, berbagi pikiran dan cara pandang adalah salah satu yang bermanfaat. Dengan memberikan berbagai pertimbangan berarti kita telah terlibat dalam usaha membagikan apa yang kita pahami kepada organisasi atau anggota organisasi.

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menemui rintangan dalam bentuk yang beragam. Salah satunya konflik internal kelompok. Konflik bisa saja terjadi ketika masing-masing anggota kelompok tidak bisa menahan diri. Ketika beraktifitas, kita pasti akan menemui sifat-sifat anggota yang mungkin kurang baik. Sifat tersebut mengakibatkan terjadinya gesekan yang memunculkan konflik. Sebuah saja seperti sifat yang merasa paling “jago”, kurang sabar, terkadang kasar, egois, dan lain-lain. Itulah dinamikanya, kejadian tersebuat bisa diselesaikan dengan baik jika masing-masing anggota memiliki jiwa yang selalu mengingatkan diri. Jiwa yang selalu mengingatkan diri akan tindakan-tindakan yang telah dilakukan. Meminta maaf adalah salah satu tindakan yang terpuji. Minta maaf bukanlah tindakan tercela dan merendahkan diri, tetapi lebih kepada bentuk kedewasaan diri ketika menyikapi sesuatu. Meminta maaf juga bukan berarti kalah, tetapi sebuah tindakan untuk kemenangan bersama.

Masih akan berlanjut

Comments

    1. Post
      Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *