Pada tanggal 15-17 November 2011 lalu, Saya sempat mengikuti seminar internasional (International Conference) yang diselanggarakan di ITB Bandung. Saya berpartisipasi sebagai pendengar dalam acara tersebut, dan 2 orang teman termasuk dalam jajaran author. Paper yang mereka kirimkan diterima dan mereka berhak memaparkan penelitian yang dilakukan di acara tersebut.
Awalnya Saya tidak begitu tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut, banyak pertimbangan pada saat itu, mulai dari pendanaan hingga waktu. Akan tetapi Saya memtuskan untuk mengikuti kegiatan setelah berdiskusi dengan teman-teman yang akan berpartisipasi dalam seminar itu. Jadilah Saya melakukan registrasi online via email dan membayarkan uang registrasi sebagai student.
Acara itu dihelat di aula timur ITB, Saya mengikuti kegiatan sejak tanggal 16 pagi sampai tanggal 17 sore. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa peneliti, dosen dan mahasiswa asing, seperti Malaysia, Jepang, Jerman, Korea dan Amerika. Sehingga segala macam pemaparan paper disajikan dalam bahasa Inggris. Wah memang pengalaman yang sangat berharga ketika hadir di acara tersebut. Walaupun dengan kemampuan Listening English yang tidak begitu baik, Saya tetap berusaha memahami apa yang disampaikan oleh para penyaji, mulai dari pelafalan English yang jelas, hingga pelafalan yang samasekali sulit untuk dipahami. Benar-benar atmosfir yang berbeda.
Selama pelaksanaan seminar, para penyaji memaparkan riset yang mereka kerjakan dengan cara-cara yang beragam. Ada yang menampilkan banyak slide dengan equation (persamaan) yang kompleks, ada yang memaparkan dengan animasi yang atraktif, ada yang memaparkan dengan jelas dengan bantuan Video dan ada yang memaparkan dengan sederhana. Selain itu, model komunikasi yang dilakukan pun beragam, ada yang berkomunikasi dengan baik dan ada yang sulit berkomunikasi. Bahkan ada yang samasekali hanya membacakan slide tulisan yang ada di slide. Pada suatu saat, salah seorang penyaji dari Jepang sempat kesulitan ketika menerjemahkan pertanyaan yang diajukan pendengar dari Jerman. Bahkan sempat menggaruk-garuk kepala beberapa kali, hingga akhirnya dibantu temannya. Itulah dinamika yang Saya temui, dan semua itu mungkin biasa dan bisa terjadi, sekalipun eventnya berskala internasional.
Menurut Saya, kejadian tersebut bukanlah sesuatu yang memalukan, karena itu sangat mungkin terjadi bagi para pemula. Ikut serta dalam seminar tersebut menunjukan kualitas penelitian yang dilakukan, apalagi acara itu dilaksanakan oleh salah satu perguruan tinggi yang ternama di Indonesia dan dihadiri oleh peneliti dari beragam Negara. Penyajian mungkin termasuk penting, dan penyajian mungkin akan lebih bagus apabila sering dilakukan, semacam latihan. Mungkin dengan mengikuti berbagai seminar internasional, kemampuan berbiacara bahasa inggris akan lebih terasah, apalagi berbicara di depan pendengar dari Negara yang berbeda. Sesuatu yang memotivasi tentunya, terutama untuk diri Saya sendiri.
Pengalaman mengikuti acara ini membuat semangat untuk meneliti semakin bergairah, walaupun seminar tersebut lebih banyak berbicara tentang dunia yang tidak Saya tekuni. Saya merasa tercerahkan ketika mengetahui metode dan cara pelaksana seminar internasional khususnya dalam menyajikan paper penelitian yang dilakukan. Cepat atau lambat, untuk menyelasaikan pendidikan S2 ini Saya harus mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar yang temanya terkait dengan tesis yang Saya kerjakan. Hal tersebut merupakan syarat untuk mengikuti ujian pendadaran S2 UGM.
Jadi, mari meneliti, dokumentasikan dalam bentuk paper dan lanjutkan untuk ikut serta dalam seminar nasional ataupun internasional. Agar peneltian yang dilakukan terdokumentasi dan bisa bermanfaat lebih jauh bagi diri sendiri dan orang lain.
“Walaupun Saya belum pernah menulis paper sama sekali, mungkin ini akan bermanfaat, terutama untuk diri sendiri.”
Isaninside, Jakarta November 2011