Bukittinggi dan Pesonanya

Tulisan ini hanyalah sebuah cerita singkat tentang perjalanan Saya di kota Bukittinggi. Akan ada beberapa pesona wisata yang Saya dokumentasikan selama berkunjung pada tanggal 26 – 27 Juli 2011. Bukittingi bukanlah kota yang baru saya kenal, tapi merupakan sebuah kota yang dekat dengan kehidupan masa kecil Saya. Desa yang terletak disebuah kecamatan kabupaten Agam yang berbatasan langsung dengan kota Bukittinggi, Desa Ampang Gadang.

Perjalanan yang Saya lalui bukan merupakan perjalanan wisata murni, melainkan lebih sebagai perjalanan dinas orang tua Saya. Pada tanggal 26 Agustus 2011, pada pukul 10.45 WIB, Saya berangkat kebukittingi dengan beberapa kerabat, termasuk Bapak saya. Perjalanan dilaksanakan siang hari karena memang pada saat itu, bapak harus sudah hadir di hotel tempat dilaksanakannya acara pada pukul 16.00 WIB. Perjalanan dari Padang menuju Bukittinggi normalnya dapat dilakukan dalam waktu 1,5 jam atau mungkin 2 jam. Santai tapi pasti. Bagi Anda yang sudah pernah menempuh perjalanan ini pasti akan mengetahui rute-rute yang dilewati, diantaranya Padang, Lubuak Aluang, Sicincin, Kayu Tanam, Lembah Anai, Padang Panjang, Koto Baru, Padang Lua dan Bukttinggi. Perjalanan yang Kami lakukan tidak terlalu buru-buru, kami sempat sholat dan makan siang di sebuah rumah makan yang terkenal di jalan lintas Padang – Bukittingi. Rumah Makan Aia Badarun, yang terletak di daerah X Koto, Koto Baru Tanah Datar.

Perjalanan dilanjutkan ke Bukittingi yang mungkin dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang dari 15 atau 20 menit perjalanan mobil. Sesampai di Bukittingi Saya langsung mengantar Bapak ke Hotel tempat dilaksanakannya kegiatan pada saat itu. Selanjutkan saya mengantar kerabat ke rumah anaknya yang terletak di daerah depan POS kota Bukittinggi. Di rumah tersebut saya sempat beristirahat dan bersilahturrahmi dengan beberapa orang sepupu , termasuk anak-anak mereka. Lega rasanya setelah sekian lama tidak berjumpa.

Ada beberapa agenda yang saya siapkan pada saat itu. Agenda perjalanan liburan dan belajar fotografi di kota wisata Bukittingi. Kamera yang saya gunakan termasuk jenis kamera DSLR, atau singkatan dari Digital Single Lens Reflect. Kamera tersebut merupakan hadiah ulan tahun, yang pasti bukan hadiah ulang tahun Saya. Hadiah dari saudara-saudara saya untuk ulang tahun ke 59 Bapak. Tepatnya Januari yang lalu. Jadi kamera tersebut jelas bukan miliki saya. Karena belum digunakan, makanya saya membawa kamera tersebut dalam perjalanan itu. Saya ditemani oleh sepupu saya  belajar menggunakan DSLR secara otodidak dan mempraktekannya di kota Bukittingi tersebut. Hasil jepretan kami dapat dilihat pada foto-foto berikut ini. Foto-foto tempat wisata yang sempat kami ambil selama 2 hari di Bukittingi.

Rumah Makan Aia Badarun, Khas Minang

 

Jam Gadang, Bukittinggi

 

Gedung Pertemuan di Kawasan Jam Gadang

 

Cigak sedang makan durian, di Panorama

 

Ngarai Sianok

 

Plang Lobang Jepang

 

Suasana di dalam lobang Jepang

 

Jam Gadang Malam Hari

 

Mesjid Kokoh di antara Rapatnya Pemukiman Penduduk Bukittinggi

*Foto-foto diatas adalah 100% Jepretan Saya dan Saudara Sepupu Saya, mohon dilampirkan pemilik jika anda menggunakan foto-foto di atas terimakasih.

Comments

  1. riska

    pak isan fotonya oke banget…
    kapan2 ajarin Photography ya..
    *syarat harus punya kamera sendiri, hiks, mari tu itung itung bung nabung nabung

    1. Post
      Author
      Isaninside

      to : Myhn[riska]

      Bu, minjem2 aja dulu, selagi minjem dipelajari.. nanti klo udah mantep baru beli.. heheheh fotonya biasa aja bu, belum ada yang bagus..

  2. riska

    aih si bapak…iya deh yg udh expert..gt
    klo gt saya belajar sendiri aja deh pak, makasih

    1. Post
      Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *