Nasib Muntazer Al-Zaidi

Ribuan warga Irak, Selasa (16/12), turun ke jalan untuk menuntut pembebasan Muntazer al-Zaidi, jurnalis televisi yang melempar sepatu ke Presiden AS George W Bush.

Sementara itu kondisi Muntazer al-Zaidi masih misteri. Keberadaannya juga dirahasiakan. Namun diyakini bahwa saat ini al-Zaidi dirawat di sebuah RS di Baghdad, karena mengalami luka serius di bagian kepala dan patah tangan. Di Mosul, kota ketiga terbesar di Irak yang terletak di sebelah utara Baghdad, sekitar 1.000 pemrotes mengusung spanduk dan meneriakkan slogan melawan penahahan Zaidi, yang kini dianggap sebagai pahlawan lokal atas keberaniannya melempar sepatu ke arah Bush.

Aksi serupa juga dilakukan di Nasiriyah dan Fallujah. ”Muntazer al-Zaidi mengekpresikan perasaan dan ambisi rakyat Irak terhadap simbol tirani tersebut,” kata Nassar Afrawi, seorang demonstran asal Nasiriyah.
Di Baghdad, Ketua Persatuan Wartawan Irak Mouyyad al-Lami menggambarkan aksi Zaidi sebagai hal yang ”aneh dan tak profesional”, namun berharap PM Nouri al-Maliki mengampuninya. ”Jika dia bersalah, pemerintah dan pengadilan diharapkan bisa membebaskannya, karena dia punya keluarga dan masih muda,” kata Mouyyad al-Lami. ”Kami harap kasus ini selesai sebelum masuk ke persidangan.”
Sementara itu informasi kondisi al-Zaidi yang ada di rumah sakit di wilayah steril ini disampaikan saudara kandungnya, Maitham al-Zaidi, seperti dikutip Reuters, Selasa (16/12). Menurut Maitham, Muntazer al-Zaidi mengalami luka serius di bagian kepala setelah dipukul tentara Irak dengan senapan seusai melempar Bush dengan sepatu.
Maitham mengatakan al-Zaidi saat ini dirawat di RS Ibnu Sina Baghdad dengan penjagaan sangat ketat tentara khusus Irak. ”Yang kami ketahui dari seseorang yang menghubungi kita, bahwa Muntazer dilarikan ke RS Ibnu Sina. Dia mengalami luka di bagian kepala karena dihantam dengan gagang senapan dan salah satu lengannya patah,” jelas Maitham.
Saat ditanya wartawan, siapa orang yang membocorkan informasi keberadaan al-Zaidi kepadanya, Maitham merahasiakannya. Karena itu, pengakuan Maitham ini belum bisa dikonfirmasi. Sejumlah pejabat Irak juga tak berkomentar sedikit pun mengenai kasus ini dan mengaku tidak bertanggung jawab.
Pihak militer AS mengatakan al-Zaidi berada di tahanan militer Irak. Namun, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Irak membantah pernyataan militer AS dan mengaku tidak mengetahui kondisi al-Zaidi.
Menurut saksi mata, al-Zaidi dipukuli berulang kali oleh petugas keamanan setelah dilumpuhkan usai melemparkan kedua sepatunya ke Bush dalam dalam konferensi pers pada Minggu, 14 Desember lalu. Dia pun sempat diseret keluar dari ruangan konferensi. Setelah itu, nasib al-Zaidi tak diketahui pasti.
Pada bagian lain, Muntazer al-Zaidi mendapatkan penghargaan keberanian yang diberikan oleh kelompok amal Libya yang diketuai puteri pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
Kelompok amal Wa Attassimou juga menyerukan pemerintah Irak untuk membebaskan Muntazer al-Zaidi. ”Kelompok Waatassimou telah mengambil keputusan untuk memberikan Muntazer al-Zaidi penghargaan keberanian karena apa yang telah dilakukannya mencerminkan kemenangan atas HAM di seluruh dunia,” demikian pernyataan kelompok yang dipimpin Aicha Gaddafi tersebut.
Menurut kelompok tersebut, otoritas Irak harusnya menghargai jurnalis itu atas tindakannya. Namun bagi pemerintah Irak, perbuatan al-Zaidi dianggap memalukan dan barbar. Menurut penasihat media Perdana Menteri Irak Yasin Majeed, al-Zaidi akan diadili atas tuduhan menghina negara Irak dan jika terbukti bersalah, al-Zaidi bisa dikenai hukuman maksimal penjara dua tahun sesuai undang-undang yang berlaku.

Di Copy dari : Solo Pos Edisi Rabu 17 Desember 2008