Pada tahun 2014, tepatnya saat perkuliahan matrikulasi mahasiswa baru generasi 2014 saya menyempatkan diri untuk merancang sebuah sistem sederhana yang akan digunakan pada saat menguji capaian pembelajaran mahasiswa. Sistem itu saya rencanakan untuk digunakan diperkuliahan reguler. Di politeknik caltex riau, terdapat sebuah ujian yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan belajar mahasiswa. Evaluasi ini kemudian disebut dengan nama kuis.
Dalam pikiran saya, kuis adalah permainan seperti game yang dilakukan untuk mencapai skor/nilai tertinggi. Biasanya kuis sering ditayangkan di televisi dengan berbagai cara permainan, konten dan tujuan. Berbekal rujukan dari kuis pada televisi tersebutlah saya merancang sistem layaknya kuis. Setidaknya terdapat variabel ketepatan jawaban dan variabel waktu dalam mengevaluasinya.
Awalnya sistem dikembangkan dengan cara sederhana, yang penting bisa berjalan dengan baik. Saat itu, sistem yang saya rancang berhasil diimplentasikan di kelas matrikulasi. Kuis yang saya gunakan menuntut gerakan fisik, konsentrasi dan kecepatan dalam menyelesaikannya. Hasilnya lumayan baik, mahasiswa merasa bersemangat dan tertantang dalam mengerjakannya. Para “pakar tidur”pun dibuat terbangun karena permainan game pada saat itu.
Hingga semester reguler berjalan, saya tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan dan improvement dari cikal bakal sistem kuis yang saya kembangkan. Jadinya sepanjang tahun 2015 sistem tersebut tidak dapat saya gunakan. Bahkan, sistem tersebut sempat hilang dari laptop saya. Hingga akhirnya ditemukan tersimpan harddisk lama. Tapi sayang, saya kehilangan database sistem itu.
Awal april 2016, saya menyempatkan diri untuk memperbaikinya. Sistem ini kemudian saya beri nama iKuis. Tipikal sistem-sistem yang saya kembangkan, selalu dimulai dari huruf i. Beberapa perbaikan saya lakukan untuk mempermudah mahasiswa dalam berinteraksi dengan kuis tersebut. Jika biasanya mahasiswa harus menulis jawaban di form yang disediakan, sekarang tidak lagi, mahasiswa hanya cukup menuliskan pilihan huruf (a-e) yang dipilih untuk jawaban yang paling tepat. Sistem ini bekerja layaknya kuis. Mahasiswa akan dapat nilai 100 jika jawaban yang dipilih benar, tapi benar saja tidak cukup, mereka juga harus menjadi yang tercepat untuk mendapatkan nilai terbaik. Jika tercepat dan benar, maka akan mendapat nilai 100, jika benar tapi tercepat kedua, maka nilai 100 akan dikurangi 5, tercepat ketiga akan dikurangi 10 dan begitu seterusnya. Soal akan muncul secara realtime di halaman laptop mereka, selama soal muncul mahasiswa harus memilih jawaban dan mengirim jawaban untuk diproses dan dicek kebenarannya. Jika soal hilang, maka dianggap tidak menjawab untuk soal tersebut. Untuk memulai kuis, setiap kelompok harus memiliki nama tim dan slogan tim. Terserah apapun namanya, asalkan tetap dalam batas kewajaran.
Semua jawaban yang diinputkan mahasiswa akan muncul secara realtime di laptop saya. Table pemenangpun juga demikian. Jadi semua proses akan berjalan secara interaktif tanpa harus melakukan refresh halaman. Memang faktor AJAX dengan dukungan jquery paling penting dalam pengembangan sistem ini. Kuis dikerjakan oleh tim yang dibentuk dengan bantuan sistem yang lain, iRandom. iRandom adalah sistem pemilih kuis yang biasa kami lakukan secara Jurdil, jujur dan adil. Anggota tim akan dipilih dengan menggunakan sistem ini.
Kondisi ini kemudian saya implementasikan untuk tiga kelas Machine Learning yang saya ajar pada tahun ajaran Genap 2015-2016. Pada saat itu proses buka tutup soal masih saya lakukan secara manual, seperti operator kuis. Lumayan ribet dan kadang tidak konsisten dalam penentuan waktu soal.
Saat pelaksaan kuis, sebagian mahasiswa sudah mempersiapkan semua jarinya di tuts keyboard yang merupakan option jawaban. Wah keadaan itu cukup memprihatinkan, hehe terlihat beberapa mahasiswa merasa kesulitan dalam memilih jawaban yang akan dipilih. Tapi lumayan, lumayan lucu melihat cara mereka memilih jawaban. Ada yang mengucap dan minta ampun karena salah memilih pilihan jawaban, dan ada yang terlalu lama dan ditinggal soal.
Hasilnya menarik, bahkan beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa kuis yang saya berikan ini cukup seru dan menantang, bersemangat dan saling support sesama tim.
Melihat kejadian yang dialami ketiga kelas tersebut (termasuk beberapa feedback dari mereka), saya memperbaiki sistem agar lebih mudah digunakan. Jika biasanya buka tutup soal dilakukan secara manual, maka saat ini hanya perlu dibuka saja. Setiap soal sudah memiliki durasi waktu pengerjaan. Soal akan tertutup secara otomatis jika waktu sudah habis. Selain itu, pemilihan jawaban tidak harus mengetikan huruf jawaban, diubah menjadi pilihan (radio button) dari a–e.
Pengembangan ini kemudian saya implementasikan kepada kelas 2SIB pada saat matakuliah sistem intelgensia. Wah wah lumayan meriah, setiap mahasiswa terlihat sangat antusias. Bahkan mereka berusaha berlari agar tidak ditinggal waktu. Lumayan heboh dan cukup seru. Hasil kuis ini kemudian saya evaluasi. Saya juga meminta feedback dari mereka terhadap sistem iKuis. Beberapa dari mereka menjawab merasa tertekan dengan soal yang diberikan. Tekanan tidak datang dari antarmuka soal, tetapi dari waktu pengerjaan soal.
Jujur saja, waktu pengerjaan soal yang saya berikan untuk kelas sistem intelegensia memang agak ketat. Tujuannya adalah untuk melihat ketenangan dan cara mereka berinteraksi dengan soal. Hasilnya lumayan, ada yang panik dan ada yang berusaha menggunakan kalkulator untuk menjawab, padahal untuk menjawab soal tersebut tidak dibutuhkan kalkulator, hahaha (devil laugh). Beberapa masukan saya terima dari mereka, mereka sangat merekomendasikan agar waktu menjawab diperpanjang. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa waktu yang diberikan hanya cukup untuk membaca soal, tanpa bisa menangkap makna dan maksud dari soal. Saya setuju, nanti akan diubah saat kuis setelah UTS. Selain itu ada komplain terkait desain pilihan jawaban. Mereka merasa kasulitan untuk memilih pilihan karena posisi radio button yang hampir berhimpitan. Masukan itu saya terima dan akan saya ubah segera.
Setelah kuis selesai, saya melakukan perbaikan desain antarmuka. Perbaikan tersebut termasuk pilihan jawaban yang susah dipilih. Akan tetapi durasi soal tidak saya ubah, karena antara kelas B dan C harus mendapat perlakuan yang sama. Durasi soal, sama persis.
Hingga akhinya tadi pagi, kuis dilakukan untuk kelas terakhir, kelas 2SIC. Pelaksanaan kuis dilakukan seperti kuis dikelas lain. Bedanya saat kuis ini saya dapat bantuan dari Pak Yo (YAS) menjadi operator kuis hehehe. Beliau sedang melakukan studi banding untuk improvement proses belajar dan mengajar yang beliau lakukan. Cukup terbantu dan cukup mudah untuk melihat proses kuis yang dilaksanakan. Saya bisa mondar-mandir dan melihat langsung cara mereka menjawab. Banyak kejadian lucu yang terjadi, seperti, soal sudah hilang ketika mereka baru selesai melakukan perhitungan untuk mencari jawaban soal (terlalu lama). Bahkan ada mahasiswi yang masih bertahan di tempat duduknya, padahal waktu soal sudah lama habis. Terlihat sedang melakukan sesuatu (seperti hekel, hacker red) hehehe. Tidak sedikit dari mereka mengkomplain waktu yang saya berikan. Semua masukan diterima dan akan diperbaiki untuk kuis selanjutnya (Jawaban Normatif Anggota DPR). Beberapa catatan penting dari mereka adalah: (1) waktu untuk soal cerita setidaknya 30 detik, bisa membaca memahami dan menjawab, (2) Khusus soal hitung-hitungan membutuhkan waktu 2 menit, ada waktu untuk menghitung, untuk memilih jawaban dan berdoa agar jawaban bisa berubah sendiri ke jalan yang benar hehehe.
——–
Bagi saya, mengimplementasikan sistem yang saya kembangkan di dalam kelas dapat menghasilkan kepuasan yang tidak ternilai. Saya senang sistem yang dikembangkan dapat digunakan dan terimplementasi langsung di dalam kelas. Beberapa mahasiswa juga menyempatkan diri untuk menyampaikan apresiasinya terhadap model kuis yang saya gunakan, dan saya sungguh dan sangat berterimakasih atas apresiasi itu. Kenyamanan, ketenangan, kebahagiaan dan lingkungan yang mendukung akan memudahkan proses penyerapan pengetahuan bagi kami di dalam kelas. Tidak hanya mahasiswa termasuk bagi saya, karena kita semua sama-sama belajar. Hormat!